SRC:www.antaranews.com
Berlin (ANTARA News) - Kompleks Kedutaan Besar Jerman di Kabul rusak terkena ledakan, Minggu. Tidak ada yang luka akibat ledakan itu.Â
Wanita juru bicara Kementerian Luar Negeri setempat, kepada kantor berita AFP, menyatakan, terjadi kerusakan di halaman kedutaan itu, dengan menggambarkannya sebagai kerusakan kecil pada bangunan tanpa merinci.
Ia juga menyatakan bahwa sejauh yang dketahuinya tidak ada yang luka. Pembom jibaku menyerang seluruh Afghanistan dalam serangan terencana.
Selain ledakan dan tembakan di kantong diplomatik itu, pejuang mengambil alih bangunan dan mencoba masuk parlemen.
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Kabul tertutup, kata jurubicara.
Semua petugas dinyatakan lengkap dan aman, dengan tidak ada laporan tentang korban luka, kata juru bicara Gavin Sundwall.
Di luar ibukota itu, penyerang menyasar gedung pemerintah di propinsi Logar, bandar udara di Jalalabad, dan sarana polisi di kota Gardez di propinsi Paktya.
Pejuang Taliban mendaku serangan itu, dengan juru bicaranya menyatakan mereka menandai awal serangan tahunan musim semi, yang memulai musim perang, dengan menambahkan bahwa banyak pembom jibaku terlibat.
Jerman adalah pemasok ketiga terbesar pasukan ke 130.000 tentara Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan persekutuan pertahanan Atlantik utara NATO sesudah Amerika Serikat dan Inggris.
Ia tercatat menempatkan 4.900 tentara di Afghanistan pada 1 Februari, tapi 500 di antaranya direncanakan ditarik pada 2013 sebelum penarikan tuntas.
Limapuluh tiga tentara Jerman tewas, 34 di antaranya akibat tindakan musuh, kata laman tentara.
Jajak pendapat menunjukkan bahwa tugas Jerman itu, penempatan besar pertama Bundeswehr di luar Eropa sejak Perang Dunia II, secara berkelanjutan tidak disukai rakyatnya.
Jerman dan beberapa negara anggota lain NATO menarik penasehat mereka dari lembaga Afghanistan setelah dua tentara asing di Afghanistan ditembak mati dalam kekerasan atas peristiwa Al Quran.
Menteri Pertahanan Jerman melakukan kunjungan mendadak ke Kabul pada tengah Maret, dua hari sesudah Kanselir Angela Merkel dan dengan ketegangan masih tinggi setelah penembakan rakyat oleh tentara Amerika Serikat.
Kunjungan menteri itu juga terjadi setelah penembakan membabibuta oleh prajurit Amerika Serikat, yang menewaskan 16 warga Afghanistan, sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Suasana tegang masih berlanjut setelah tersangka gerilyawan Taliban pada hari berikutnya menembaki perutusan pemerintah Afghanistan, yang menghadiri upacara peringatan untuk korban tersebut.
Pembantaian itu menambah gelombang rasa benci Barat di Afghanistan sesudah pembakaran Al Quran di markas Amerika Serikat pada Februari.
Pembakaran Al Quran itu memicu berhari-hari demonstrasi membenci Amerika Serikat, yang menewaskan sekitar 40 orang dan menjerumuskan hubungan pasukan asing dengan sekutu Afghanistan mereka ke titik terendah.
(B002/Z002)
No comments:
Post a Comment