SRC:www.antaranews.com
Koresponden ANTARA di Padang, Kamis dinihari, melaporkan sebagian warga di kawasan Kelurahan Purus yang hanya berjarak sekitar 100 meter dari Pantai Padang sudah berada di rumahnya setelah sempat mengungsi untuk mengantisipasi terjadinya tsunami.
Meski berada di rumah, warga memilih untuk bertahan di teras. Mereka membentangkan tikar sambil membawa selimut, apalagi Kota Padang sempat diguyur hujan pada malam harinya.
Selain itu, para pemuda dan orang tua memilih mengobrol di warung kopi sambil berbincang-bincang.
"Kemungkinan satu malam ini harus jaga malam, karena masih ada kecemasan bakal kembali terjadi lagi gempa dan tsunami, lagi pula harus menjaga keluarga," ungkap Erman (45), salah seorang warga.
Ia mengatakan, setelah melihat ada peringatan tsunami di televisi, keluarganya merasa cemas dan terpaksa mengungsi demi menenangkan diri.
Sebelumnya, ribuan warga Kota Padang, mengungsi ke dataran tinggi pascagempa 8,5 SR di Aceh yang getarannya terasa hingga ke Kota Padang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini tsunami yang bisa berdampak di sepanjang pantai Barat Sumatera.
Warga berhamburan dengan mengendarai mobil, motor, dan berjalan kaki untuk menyelamatkan diri dari ancaman tsunami, apalagi bunyi sirine tsunami di pusat kota sempat dinyalakan.
Keadaan itu juga mengakibatkan lalu lintas menjadi macet hampir lima jam. (AGP/E011)
No comments:
Post a Comment