SRC:www.antaranews.com
Suryamin (FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan)
Inflasi Mei rendah karena terjadi deflasi di bahan makanan dan sandang.Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi laju inflasi rendah pada Mei 2012 sebesar 0,07 persen, karena beberapa harga bahan makanan mengalami penurunan.
"Inflasi Mei rendah karena terjadi deflasi di bahan makanan dan sandang," ujar Kepala BPS Suryamin di Jakarta, Jumat.
Menurut dia, harga cabai rawit dan beras mengalami penurunan serta menyumbang deflasi karena memiliki banyak pasokan dan masa panen di beberapa daerah masih terjadi. Bahan makanan lain yang menyumbangkan deflasi adalah ikan segar, sedangkan harga emas perhiasan yang mengalami penurunan juga menyebabkan laju inflasi pada Mei tidak tercatat terlalu tinggi.
"Cuaca akhir-akhir ini bagus untuk melaut sehingga harga ikan segar turun, sementara harga emas masih dipengaruhi harga di pasar internasional yang turun," kata Suryamin.
Sementara harga bawang merah, daging ayam ras, gula pasir dan rokok kretek filter mengalami kenaikan, sehingga masih dominan menjadi faktor penyumbang inflasi terbesar pada Mei.
"Rata-rata bahan makanan yang menyumbang inflasi karena mengalami kenaikan harga akibat kurangnya pasokan barang dan terjadi paceklik di beberapa tempat," katanya.
Secara keseluruhan laju inflasi Mei disumbangkan deflasi bahan makanan sebesar 0,15 persen dan sandang 0,22 persen serta inflasi makanan jadi, minuman, rokok tembakau 0,4 persen serta perumahan, air listrik gas dan bahan bakar 0,18 persen.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari Mei tercatat 1,15 persen dan secara tahunan (year on year) 4,45 persen. Sementara, inflasi komponen inti mencapai 0,18 persen dan secara tahunan (year on year) 4,14 persen.
Menurut Suryamin, dari 66 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) sebanyak 37 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Pontianak sebesar 0,93 persen dan Dumai 0,76 persen, sementara inflasi terendah terjadi di Balikpapan 0,04 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang minus 1,15 persen dan Jayapura minus 0,94 persen, kata Suryamin.
(S004)
No comments:
Post a Comment