SRC:www.antaranews.com
Petugas medis menolong seorang anak suku Nuba, Yusuf Idris yang terluka akibat bom yang dijatuhkan angkatan udara Sudan di Al Kanyar, di sebuah rumah sakit desa Gidel, wilayah yang dikuasai pemberontak, Pegunungan Nuba, Kordofan Selatan, Senin (30/4).
(FOTO ANTARA/REUTERS/Goran Tomasevic )
Khartoum (ANTARA News) - Sudan Selatan menduduki daerah-daerah baru di perbatasan dengan Sudan dalam satu pola memperluas agresi, kata Kementerian Luar Negeri Khartoum dalam satu pernyataan Selasa.
"Pemerintah Sudan menginformasikan bahwa Sudan Selatan dan tentaranya sedang berusaha memperluas agresi serta menduduki beberapa daerah yang disengketakan dengan paksa," katanya. "Sudan tidak dapat membiarkan pasukan pendudukan menegakkan kekuasaan mereka," lapor AFP.
Pernyataan itu dikeluarkan lebih dari seminggu setelah pasukan Sudan Selatan mengatakan mereka telah merampungkan penarikan dari daerah minyak utama Heglig, yang mereka duduki selama 10 hari dalam usaha yang bertepatan dengan serangan-serangan udara Sudan di perbatasan Sudan Selatan.
Militer Sudan mengatakan mereka memaksa pasukan Sudan Selatan mundur dari Heglig.
Itu adalah pertempuran paling seru dalam sebulan bentrokan perbatasan dan menimbulkan kekhawaitran akan terjadi perang lebih luas antara kedua negara itu.
Dalam pernyataannya, kemlu Sudan itu mengatakan pssukan Sudan Selatan Senin menduduki satu daerah yang disengketakan di perbatasan Darfur Sudan dan negara bagian Bahr el-Ghazal Barat Sudan Selatan.
Pendudukan ini terjadi sehari setelah Sudan Selatan menduduki satu daerah lainnya yang disengketakan di perbatasan Darfur, tambah kementerian itu.
Pernyataan itu mengulang kembali satu protes bahwa pasukan Sudan Selatan melakukan "agresi dan operasi militer" di negara-negara bagian Kardofan Selatan dan Nil Biru.
"Ini adalah satu rencana untuk melanjutkan perang dan merusak perdamaian dan keamanan serta stabilitas di sepanjang perbatasan Sudan dan Sudan Selatan," kata kementerian itu.
Pasukan Sudan selama beberapa bulan berperang melawan etnik-etnik pemberontak di Kordofan Selatan dan Nil Biru.
Pemberontak itu berperang membantu pemberotnak selatan yang melancarkan perang saudara 22 tahun melawan Sudan utara sebelum perjanjian perdamaian tahun 2005 yang menghasikan kemerdekaan Sudan Selatan Juli tahun lalu.
Pemerintah Sudan Selatan di Juba membantah mendukung gerakan-gerakan oposisi dan menuduh Sudan mendukung pasukan pemberontak di wilayah Sudan Selatan.
Pada Selasa tentara Sudan Selatan mengatakan pasukan Sudan dan milisi sekutunya terlibat baku tembak dengan pasukan Sudan Selatan di perbatasan yang disengketakan.
"Pasukan Sudan, milisi dam tentara sewaan menyerang posisi-posisi kami di Hofra daerah minyak negara bagian Persatuan," kata juru bicara tentara Sudan Selatan Philipip Aquer.
Khartoum menuduh Sudan Selatan juga menggunakan pemberontak dari wilayah Darfur yang dilanda perang dalam operasi-operassnya.
Dewan Keamanan PBB pekan lalu memulai perundingan mengenai satu resolusi yang dapat mengizinkan pemberlakuan sanksi-sanksi terhadap Sudan dan Sudan Selatan jika mereka tidak melaksanakan tuntutan-tuntutan Uni Afrika untuk mengakhiri bentrokan senjata mereka yang meletus sebulan lalu. (RN/Z002)
No comments:
Post a Comment