SRC:www.antaranews.com
Wakil Menteri Pertanian, Bayu Krisnamurthi. (FOTO.ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi penurunan ekspor Indonesia.
"Krisis ekonomi global semakin nyata berdampak terhadap kinerja ekspor Indonesia yang ditunjukkan oleh defisit neraca perdagangan," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi pada diskusi bulanan Kemendag di Jakarta, Kamis.
Penurunan surplus perdagangan non-migas tersebut menurut Bayu dipicu oleh meningkatnya defisit perdagangan Indonesia dengan beberapa mitra dagang utama barang non-migas antara lain China, Jepang, Singapura, Thailand, Korsel, Taiwan dan Australia.
"Namun pelemahan pertumbuhan ekspor pada periode Januari-April 2012 tidak hanya dialami oleh Indonesia tapi juga negara lain seperti Jepang, Korea Selatan, Brazil, dan China," tambah Bayu.
Menurut Bayu terdapat empat strategi perdagangan internasional yang disiapkan, pertama adalah intensifikasi promosi dan diplomasi perdagangan internasional dengan pendekatan komoditas dan negara tujuan.
Kedua, ekspor produk-produk bernilai tambah untuk mengantisipasi penurunan harga komoditas di pasar internasional.
Ketiga, fokus melakukan ekspor ke pasar-pasar non-konvensional yang masih tumbuh tinggi.
Keempat, melindungi dan memperkuat pasar domestik dalam rangka mengantisipasi pengalihan pasar negara lain.
Neraca perdagangan Indonesia pada April 2012 mengalami defisit sebesar 641,1 juta dolar AS atau turun 138,5 persen dari sebelumnya surplus 1,7 juta dolar AS.
Rinciannya, defisit non-migas sebesar 17,9 juta dolar AS atau turun 100,9 persen dibanding April 2011 (yoy) yang sebelumnya surplus 1,9 juta dolar AS, sedangkan defisit migas naik 91,34 persen (yoy) sebesar 623,2 juta dolar AS.
Namun neraca perdagangan Januari-April 2012 masih surplus 2,1 juta dolar AS, walau artinya turun 74,2 persen dibanding periode yang sama pada 2011, dengan rincian Sektor non-migas surplus 3,3 juta dolar AS, turun 62,1 persen.
Sedangkan defisit sektor migas naik 169,9 persen yaitu sebesar 1,2 juta dolar AS.
Pertanian menjadi sektor yang ekspornya mengalami penurunan tajam yaitu sebesar 3 persen (senilai 1,63 juta dolar AS) pada periode Januari-April 2012 (yoy) sedangkan ekspor produk industri juga turun 0,7 persen (dengan nilai 38,39 juta dolar AS), namun sektor pertambangan malah tumbuh 15,1 persen (senilai 11,1 juta dolar AS).
Komoditi hasil industri yang masih menunjukkan peningkatan ekspor antara lain kendaraan dan bagiannya (43,7 persen), lemak dan minyak nabati (32,9 persen), ikan dan udang (27,5 persen) serta mesin-mesin/pesawat mekanik (20,6 persen).
Negara dengan pertumbuhan ekspor tertinggi pada periode Januari-April 2012 adalah Pantai Gading (853,8 persen), Djibouti (298 persen), Pakistan (113 persen), Myanmar (86,2 persen), Qatar (67 persen), Maroko (39 persen) dan Peru (38,8 persen).
Kemendag juga mencatat pelemahan impor barang konsumsi dan penguatan impor barang modal seiring dengan peningkatan investasi di Indonesia.
Pada periode Januari-April 2012, impor barang konsumsi tumbuh 3,1 persen, bahan baku sebesar 13,2 persen dan barang modal tumbuh hingga 35,2 persen.
Negara asal barang impor ke Indonesia dengan pertumbuhan terbesar adalah Kuwait (3.650 persen), Nigeria (650 persen), Arab Saudi (327 persen), Rusia (180 persen) dan Kanada (71 persen).
(D017)
No comments:
Post a Comment