SRC:www.antaranews.com
Denpasar (ANTARA News) - Pekerja muda dan masa depannya di berbagai negara belahan dunia yang selama ini menjadi kendala karena jumlahnya semakin meningkat menjadi salah satu topik pembicaraan dalam kongres Organisasi Buruh Internasional (ILO) di Jenewa, Swiss.
"Pekerja muda menjadi aset dan masa depan masing-masing bangsa yang harus dimanfaatkan secara maksimal untuk kemajuan bangsa itu sendiri," kata Ketua Dewan Pimpinan Daerah Serikat Pekerja Pariwisata (DPD SP-PAR) Bali, I Nyoman Nadayana, yang ikut ambil bagian dalam kongres ILO tersebut, di Denpasar, Kamis.
Salah seorang dari 12 peserta yang mewakili organisasi buruh Indonesia yang ikut ambil bagian dalam kegiatan yang berlangsung di markas ILO pada 30 Mei--16 Juni itu mengatakan, pekerja muda dari berbagai latar belakang pendidikan dan keterampilan harus dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Upaya itu dilakukan dengan memberikan bekal pendidikan dan pembinaan sehingga mampu merubak prilaku anak-anak muda untuk bekerja dan beraktivitas secara maksimal, sesuai keterampilan yang dimiliki.
"Semua pihak, pemerintah, perusahaan dan organisasi buruh mempunyai tanggung jawab yang sama agar pekerja muda itu dapat berperan secara maksimal untuk kemajuan bangsa dan negaranya," ujar Nadayana.
Dalam kaitan pekerja muda itu, ILO menyoroti, istilah mogok bagi pekerja tidak dihapus karena menjadi salah satu alat untuk memperjuangkan hak-haknya. Namun pekerja dalam melaksanakan mogok itu tetap mengutamakan stabilitas keamanan dengan tidak melakukan tindakan anarkis.
Kongres yang berlangsung selama dua pekan itu membicarakan berbagai hal menyangkut buruh di berbagai negara di belahan dunia, melibatkan sekitar 4.000 peserta dari 192 negara.
(M038)Â
No comments:
Post a Comment