SRC:www.antaranews.com
Perwakilan Khusus Liga Arab-PBB untuk Suriah Kofi Annan. (REUTERS/Denis Balibouse)
"Saat kami kian dekat dengan tenggat Selasa, 10 April, saya mengingatkan pemerintah Suriah mengenai perlunya pelaksanaan penuh semua komitmennya dan menekankan peningkatan kerusuhan saat ini tak bisa diterima baik," kata Annan di dalam satu pernyataan.
Ia sekali lagi menyeru kedua pihak --pemerintah dan oposisi-- agar menghentikan segala bentuk kerusuhan paling lambat pukul 06.00 waktu Damaskus, Kamis, 12 April, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi.
"Saya terus mengadakan kontak dengan pemerintah Suriah dan meminta semua negara yang memiliki pengaruh atas semua pihak agar memanfaatkannya sekarang guna memastikan diakhirinya pertumpahan darah dan dimulainya dialog," katanya.
Rencana perdamaian yang diajukan Annan tampaknya berada di ambang kegagalan saat pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad dan petempur oposisi menolak untuk berkompromi.
Di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan Ahad, Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan militer takkan ditarik dari kota besar Suriah, sebelum Annan mengajukan jaminan tertulis bahwa kelompok bersenjata akan meletakkan senjata mereka sebagai imbalan bagi janji pemerintah.
Pemerintah Suriah telah mengumumkan persetujuannya bagi kesepakatan gencatan senjata yang didukung PBB dan diperantarai Annan serta menyerukan penarikan tentara paling lambat 10 April dan gencatan senjata paling lambat 12 April.
Namun, Kementerian Luar Negeri Suriah menyatakan pembahasan yang dilakukan Annan dengan presiden dan Dewan Keamanan PBB ditafsirkan secara keliru bahwa Suriah telah mengkonfirmasi akan menarik tentaranya dari kota besar dan sekitarnya pada 10 April.
"Suriah telah memberi tahu Annan bahwa peningkatan kerusuhan oleh kelompok pelaku teror bersenjata telah terjadi berbarengan dengan pengumuman Suriah mengenai persetujuannya bagi rencana tersebut," kata Kementerian Luar Negeri di Damaskus.
Kementerian tersebut menyatakan Annan sejauh ini telah gagal mengajukan kepada pemerintah Suriah "jaminan tertulis" dari kelompok bersenjata guna menghentikan semua bentuk kerusuhan dan memperlihatkan kesediaan mereka untuk meletakkan senjata. Annan juga dipandang telah gagal menyediakan jaminan Qatar, Turki dan Arab Saudi terikat komitmen untuk menghentikan bantuan keuangan dan senjata buat gerilyawan.
(C003/A011)
No comments:
Post a Comment