SRC:www.antaranews.com
Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) (ANTARA News/Lukisatrio)
Batam (ANTARA News) - Deputi Kerja Sama Luar Negeri & Promosi Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Endang Sulistiyaningsi mengatakan Timor Leste membutuhkan banyak TKI.
"Kebutuhan TKI di Timor Leste sangat besar," kata Endang di Batam, Rabu.
Namun, berbeda dengan pola penempatan tenaga kerja di negara lain. Mekanisme penempatan di Timor Leste adalah pola "Intra Corporate Transfery".
Di Timor Leste, badan usaha Indonesia banyak tumbuh dan berkembang mendukung pembangunan di negara jiran. Dan, badan usaha itu yang mendatangkan pekerjanya dari Indonesia, kata Endang.
"Mereka butuh PLN masuk, butuh Telkom masuk ke Timor Leste. Jadi, perusahaan tersebut otomatis akan membawa TKI ke sana dengan pola intra corporate transfery," kata dia.
Sebelumnya di tempat yang sama, Duta Besar RI untuk Timor Leste Eddy Setiabudi dalam Rapat Koordinasi BNP2TKI dengan Perwakilan RI dan Employment Business Meeting di Batam mengatakan bahwa pemerintah Timor Leste kekurangan tenaga pengajar. Kekurangan itu dapat diisi oleh pekerja Indonesia yang mencari pekerjaan.
Menurut dia, kesamaan sosial dan budaya menjadi keuntungan bagi pekerja Indonesia yang hendak bekerja di Timor Leste. Apalagi warga Nusa Tenggara.
"Bahasa juga, meskipun bahasa nasional Timor Leste adalah Portugis, melalui media televisi dan sebagainya masih digunakan bahasa Indonesia," kata dia.
Selain guru, Timor Leste juga membutuhkan tenaga perencanaan. Ia mengatakan bahwa Timor Leste tidak memiliki tenaga teknis perencanaan.
"Jadi, mereka membangun tanpa rencana," kata dia.
Sementara itu, hingga kini terdapat 600 TKI yang bekerja di Timor Leste.
"Meskipun jumlahnya kecil, memiliki makna penting dalam hubungan bilateral," kata dia.
Kepala BNP2TKI Jumhur Hidayat mengatakan bahwa pihaknya mendorong pengiriman tenaga kerja formal ke luar negeri.
"Itu kalau tidak ada pekerjaan di Indonesia. Tapi, kalau ada pekerjaan di Indonesia, lebih baik bekerja di Indonesia," kata Jumhur.
(T.Y011/D007)
No comments:
Post a Comment