SRC:www.antaranews.com
Para petani itu, yang sedang mengurus pohon kurma di sebuah perkebunan di Rashidiya, sebelah utara Baghdad, tewas ketika orang-orang bersenjata menembaki mereka, kata sumber-sumber itu, dengan menambahkan bahwa tiga petani lain cedera dalam serangan tersebut, lapor Reuters.
Dalam insiden terpisah Senin, seorang terduga militan tewas di kota Saadiya, sebelah timurlaut Baghdad, ketika ia meledakkan bom di rumahnya setelah pengepungan militer dalam upaya menangkapnya, kata wali kota Saadiya.
Menurut wali kota itu, istri terduga militan itu dan tiga anak mereka juga tewas dalam ledakan tersebut.
Di kota Jalawla, 115 kilometer sebelah timurlaut Baghdad, seorang militan tewas ketika ia berusaha memasang bom di dekat sebuah rumah milik keluarga Syiah, sementara ledakan lain di dekat sebuah terminal bis menewaskan satu orang dan mencederai tiga lain, kata polisi.
Gerilyawan berulang kali menyerang sasaran Syiah dan pasukan keamanan Irak sejak penarikan pasukan AS.
Jumat, tujuh peziarah Syiah tewas ditembak orang-orang bersenjata, sementara pada Rabu pemboman yang ditujukan pada keluarga Syiah menewaskan lima orang.
Irak dilanda kekerasan yang menewaskan puluhan orang dan kemelut politik sejak pasukan AS menyelesaikan penarikan dari negara itu pada 18 Desember, meninggalkan tanggung jawab keamanan kepada pasukan Irak.
Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki (Syiah) sejak Desember mengupayakan penangkapan Wakil Presiden Tareq al-Hashemi atas tuduhan terorisme dan berusaha memecat Deputi Perdana Menteri Saleh al-Mutlak. Keduanya adalah pemimpin Sunni.
Para ulama Sunni memperingatkan bahwa Maliki sedang mendorong perpecahan sektarian, dan pemrotes memadati jalan-jalan di Samarra, Ramadi, Baiji dan Qaim, banyak dari mereka membawa spanduk mendukung Hashemi dan mengecam pemerintah.
Para pejabat Irak mengeluarkan surat perintah penangkapan bagi Wakil Presiden Tareq al-Hashemi pada Senin (19/12) setelah mereka memperoleh pengakuan yang mengaitkannya dengan kegiatan teroris.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Mayor Jendral Adel Daham mengatakan pada jumpa pers, pengakuan para tersangka yang diidentifikasi sebagai pengawal Hashemi mengaitkan wakil presiden tersebut dengan pembunuhan-pembunuhan dan serangan.
Surat perintah penangkapan itu ditandatangani oleh lima hakim, kata Daham.
Sedikitnya 13 pengawal Hashemi, seorang pemimpin Sunni Arab, ditangkap dalam beberapa pekan terakhir, namun tidak jelas berapa orang yang kini ditahan.
Hashemi, yang membantah tuduhan tersebut, bersembunyi di wilayah otonomi Kurdi di Irak utara, dan para pemimpin Kurdi menolak menyerahkannya ke Baghdad.
Presiden wilayah otonomi Kurdi Irak Massud Barzani menyerukan perundingan darurat untuk mencegah runtuhnya pemerintah persatuan nasional, dengan memperingatkan bahwa "keadaan sedang mengarah ke krisis yang dalam". (M014)
No comments:
Post a Comment