SRC:www.antaranews.com
"Tercatat 95 persen bahan baku farmasi Indonesia banyak diimpor dari India, China, dan Eropa," kata Wakil Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia, Kendrariadi Suhanda, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis.
Menurut Suhanda, industri farmasi mampu mengembangkan obat, tetapi tidak membuat bahan bakunya karena Indonesia masih terganjal oleh teknologi.
"Dalam membuat bahan baku, beberapa perusahaan industri farmasi menghabiskan biaya mencapai satu miliar dolar AS. Hal ini sangat memberatkan produsen di dalam negeri," paparnya.
Lebih lanjut, Suhanda mengatakan bahwa pemerintah selama ini tidak memberikan insentif terhadap industri farmasi.
"Daripada kami ribut dengan Pemerintah, lebih baik kami bekerja sama dengan pihak asing untuk meningkatkan pertumbuhan industri farmasi," ujarnya.
Suhanda memperkirakan pada tahun 2014, pangsa pasar industri farmasi nasional meningkat dua digit.
"Pada tahun 2014, pangsa pasar farmasi akan mencapai 6,1 miliar dolar AS, dan tahun ini pertumbuhannya hanya 4,7 miliar dolar AS. Tiap tahunnya pangsa pasar Indonesia naik 3--5 persen," ucapnya. (IAZ/TRT/D007)
No comments:
Post a Comment