SRC:www.antaranews.com
Dokumen foto tentara AS membawa rekan yang terluka akibat alat peledak buatan (IED) menuju helikoptar evakuasi medis dekat kota Marjah, provinsi Helmand pada Agustus 2010. (REUTERS/Bob Strong/Files)
Kabul (ANTARA News/AFP) - Jumlah tentara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) yang tewas di Afghanistan sepanjang tahun ini melewati angka 100, demikian hitungan kantor berita Prancis (AFP) pada Rabu berdasarkan data http://www.icasualties.org/
Icasualties menyebut, jumlah untuk 2012 mencapai 98, tapi Pasukan Bantuan Keamanan Asing (ISAF) pimpinan NATO di Kabul dalam dua hari belakangan mengumumkan empat kematian, yang membuat jumlahnya menjadi lebih dari 100 tentara.
Kematian terkini terkait pertempuran termasuk tentara tewas oleh peledak rakitan di selatan, satu oleh ledakan serupa di timur dan satu oleh serangan pejuang, juga di timur.
Kebangsaan korban tewas itu tidak diumumkan, sejalan dengan kebijakan ISAF.
Komando gabungan ISAF menolak memastikan jumlah tersebut.
"Kebijakan lama ISAF ialah tidak memastikan jumlah korban waktu tertentu," kata juru bicara.
Pegaris keras Taliban melancarkan perlawanan terhadap pemerintah Presiden Hamid Karzai dan sekutu Barat-nya sejak digulingkan dari kekuasaan dalam serbuan pimpinan Amerika Serikat (AS) sesudah serangan 11 September 2001 atas negara adidaya itu.
Barat dalam perang itu menghabiskan ratusmiliaran dolar ASÂ dan membunuh hampir 3.000 warganya. AS paling menderita dengan kematian 1.924 tentaranya, kata icasualties, dengan Inggris di urutan berikut dengan 407 warganya tewas.
Tingkat kematian pada 2012 sedikit lebih rendah daripada tahun sebelumnya, ketika 109 tentara tewas pada akhir Maret, kata icasualties.org.
ISAF saat ini memiliki sekitar 130.000 tentara dari sekitar 40 negara di Afghanistan, tapi tanggung jawab keamanan di seluruh negeri terkoyak perang itu dijadwalkan diserahkan kepada pihak berwenang Afghanistan dan sebagian besar pasukan asing ditarik pada akhir 2014.
Sejumlah 2.945 tentara asing tewas di Afghanistan sejak serbuan pada 2001, dengan Amerika Serikat menderita korban terbanyak dengan 1.924 orang, diikuti Inggris dengan 407, Kanada (158), Prancis (82), Jerman (53), Italia (46), Denmark (42), Polandia (35), Spanyol (34), Australia (32), Belanda (25), dan sisanya dari negara lain.
Perang sangat tidak disukai rakyat Barat pengirim pasukan ke Afghanistan. Jajak pendapat di Inggris, Prancis dan Jerman menunjukkan kian banyak warganya menuntut tentara mereka segera ditarik.
Dukungan bagi perang di Afghanistan turun tajam di kalangan warga Amerika Serikat dalam beberapa bulan belakangan saat mereka semakin kecewa dengan kemelut sejak lebih dari satu dasawrase lalu itu, kata jajak pendapat New York Times/CBS News, yang disiarkan pada akhir Maret.
Duapertiga dari yang ditanya -69 persen- menyatakan Amerika Serikat seharusnya tidak lagi berperang di Afghanistan, naik dari 53 persen pada November dan persentase tertinggi sejak jajak pendapat New York Times/CBS News mengajukan pertanyaan itu pada 2009, kata CBS.
Enampuluh delapan persen petanggap menyatakan pertempuran itu "agak buruk" atau "sangat buruk", sementara 42 persen menyuarakan pandangan tersebut pada November 2011, kata "New York Times".
Hasil The Times/CBS News itu sejalan dengan jajak pendapat lain belakangan, yang menunjukkan penurunan dukungan untuk perang tersebut.
Jajak pendapat itu muncul sesudah pembantaian 17 warga Afghanistan oleh prajurit Amerika Serikat, kekerasan dipicu oleh pembakaran Alquran oleh pasukan negara adidaya itu pada Februari dan pembunuhan sejumlah tentara AS oleh pasukan keamanan Afghanistan.
(Uu.B002/Z002)
No comments:
Post a Comment