SRC:www.antaranews.com
Berlin (ANTARA News) - Pegiat perdamaian di Jerman pada Senin menyuarakan dukungan untuk penulis Gunter Grass, yang dilarang masuk Israel akibat puisi menuduh negara Yahudi merencanakan penghancuran Iran dan membahayakan perdamaian dunia.
"Itu tidak dapat diterima," kata Willi van Ooyen, juru bicara kelompok pelaksana unjukrasa tahunan perdamaian pada akhir pekan Paskah di Jerman sejak 1960.
"Ancaman dan persiapan perang meracuni iklim politik," kata Ooyen, merujuk pada kekhawatiran bahwa Israel mungkin melancarkan serangan terhadap sarana nuklir Iran untuk menghentikan upaya diduga membuat senjata.
Grass (84 tahun) memicu kemarahan di dalam dan luar negeri pada pekan lalu dengan penerbitan puisi berjudul "Apa harus dikatakan", tempat ia mengatakan mengkhawatirkan terjadi negara nuklir Israel "bisa melenyapkan rakyat Iran" dengan "serangan pertama".
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut puisi itu "memalukan".
Grass, penerima Nobel sastra, menyatakan tuduhan terhadap dirinya "menyakitkan", tapi ia tidak berniat mundur.
Perbantahan dipicu puisi itu tidak berhenti di Jerman, tempat Menteri Luar Negeri Guido Westerwelle pada Minggu menulis tanggapan, yang tampak mengecam Grass tanpa menuding langsung.
"Jerman memiliki tanggung jawab sejarah bagi warga Israel," katanya dalam tulisan di "Bild Am Sonntag", "Menempatkan Iran dan Israel pada pijakan moral sama tidak cerdas, tapi konyol."
Menteri kesehatan negara itu, Daniel Bahr, menyatakan keputusan Israel melarang Grass betul-betul berlebihan, dalam wawancara dengan harian "Die Welt", yang disiarkan dalam terbitan Selasa.
"Saya hampir tidak bisa membayangkan bahwa pak Grass memiliki kepentingan di Israel," kata Bahr, anggota partai liberal FDP, bagian dari gabungan berkuasa, kata koran itu.
Ia juga menyayangkan Grass tidak terbuka untuk mendengarkan pendapat orang lain.
Itu bukan pertama kali Grass memicu kemarahan. Penulis terkenal akan kisah benci perang "The Tin Drum" itu memicu badai silang pendapat pada 2006 ketika ia mengungkapkan, enam dasawarsa sesudah Perang Dunia II, bahwa ia anggota Waffen SS, yang terkenal.
Israel, satu-satunya kekuatan tenaga nuklir rahasia di Timur Tengah, menyatakan membuka semua pilihan untuk menanggapi kegiatan nuklir Iran, yang dikatakannya bersama banyak negara Barat ditujukan untuk membuat senjata atom.
Iran membantah kegiatan itu untuk membuat bom nuklir. demikian AFP.
(B002/H-AK)
No comments:
Post a Comment