SRC:www.antaranews.com
Abuja (ANTARA News) - Sebuah rumah sakit di Nigeria menerima 56 mayat dari serangan di sebuah pasar ternak di wilayah terpencil timurlaut, kata seorang perawat bernama Babangida kepada Reuters melalui telefon, Kamis.
Orang-orang bersenjata pada Rabu malam memberondongkan tembakan di pasar ternak di kota Potiskum, menewaskan dan mencederai banyak orang, kata beberapa saksi dan polisi.
Moses Namiri, kepala kepolisian negara bagian Yobe, mengatakan, jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 34 dan Boko Haram dicurigai sebagai pelakunya karena penyerang juga menggunakan peledak.
Saksi Mama Yusuf, seorang pensiunan pegawai negeri, mengatakan, banyak mayat bergeletakan di tanah, namun ia tidak bisa menyebutkan jumlahnya.
Serangkaian serangan dalam beberapa hari ini, termasuk yang menewaskan 19 orang pada Minggu, membuyarkan harapan bahwa pengamanan ketat mengurangi secara berarti kemampuan kelompok militan itu.
Pasukan keamanan Nigeria membunuh tersangka dalang serangan Minggu terhadap umat Kristen, dalam penyerbuan di kota Kano, Nigeria utara, pada Selasa yang menyulut tembak-menembak selama beberapa jam.
Kekerasan meningkat di Nigeria sejak serangan-serangan menewaskan puluhan orang selama perayaan Natal 2011 yang diklaim oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram.
Kano, kota berpenduduk sekitar 10 juta orang di Nigeria utara, merupakan wilayah yang terpukul paling parah dalam kekerasan itu.
Rangkaian pemboman dan penembakan melanda Kano setelah sholat Jumat (20/1), menewaskan 185 orang, dalam serangan-serangan yang diklaim oleh Boko Haram yang ditujukan pada markas polisi dan kantor-kantor polisi lain, sebuah bangunan kepolisian dan kantor imigrasi.
Penembakan juga terjadi di sejumlah daerah kota itu, yang sejauh ini luput dari kekerasan terburuk selama beberapa bulan ini yang dituduhkan pada kelompok muslim garis keras tersebut.
Satu sumber kepolisian Nigeria mengatakan kepada AFP, Kamis (26/1), sekitar 200 orang ditangkap setelah serangan itu.
Sehari sebelumnya, Rabu (25/1), Presiden Nigeria Goodluck Jonathan, yang dituduh gagal mengendalikan kekerasan kelompok militan, mencopot kepala kepolisian dengan mengatakan, tokoh baru diperlukan untuk memimpin lembaga itu.
Jonathan mengangkat Mohammed D. Abubakar untuk menggantikan Hafiz Ringim, "sebagai langkah pertama ke arah reorganisasi luas dan reposisi pasukan kepolisian Nigeria untuk membuatnya lebih efektif dan mampu memenuhi tantangan keamanan internal yang muncul", kata kantor presiden dalam sebuah pernyataan.
Ringim dicopot bersama enam asistennya ketika negara itu diguncang gelombang serangan bom dan penembakan oleh kelompok muslim garis keras Boko Haram di kota terbesar kedua Kano yang menewaskan sedikitnya 185 orang.
Serangan-serangan itu merupakan operasi paling mematikan oleh kelompok tersebut dan ditujukan terutama pada kantor polisi.
Boko Haram mengklaim puluhan serangan di Nigeria, termasuk pemboman bunuh diri pada Agustus di markas PBB di Abuja yang menewaskan sedikitnya 24 orang.
Serangkaian serangan bom di kota Jos, Nigeria tengah, pada Malam Natal 2010 juga diklaim oleh Boko Haram.
Boko Haram meluncurkan aksi kekerasan pada 2009 yang ditumpas secara brutal oleh militer yang menewaskan sekitar 800 orang dan menghancurkan masjid serta markas mereka di kota Maiduguri, Nigeria timurlaut.
Kelompok itu tidak aktif selama sekitar satu tahun dan kemudian muncul lagi pada 2010 dengan serangkaian pembunuhan.
Penduduk Nigeria yang berjumlah lebih dari 160 juta orang terpecah di wilayah utara yang sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang umumnya Kristen. (M014)
No comments:
Post a Comment