SRC:www.antaranews.com
Ilustrasi ekspor (FOTO ANTARA/Dewi Fajriani)
Permintaan domestik pun terbukti tahan banting...
Jakarta (ANTARA News) - Bank Dunia menghimbau agar negara-negara di Asia Timur, termasuk Indonesia, mengurangi ketergantungan ekspor dan lebih mengandalkan permintaan domestik.
"Kami menilai sebagian besar negara di Asia Timur, termasuk Indonesia, cukup tangguh menghadapi volatilitas akibat krisis utang di Uni Eropa. Permintaan domestik pun terbukti tahan banting terhadap guncangan," kata Ekonom Utama Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik melalui teleconference di Kantor Bank Dunia di Jakarta, Rabu.
Selain itu, lanjut Bert, negara-negara di Asia Timur cukup kuat menghadapi volatilitas akibat krisis utang di Uni Eropa karena memiliki banyak rekening surplus dan cadangan devisa yang cukup tinggi serta sistem perbankan dengan modal yang cukup.
"Meskipun demikian, krisis Eropa berpotensi mempengaruhi kawasan secara negatif, terutama melalui mata rantai perdagangan dan jaringan keuangan," kata Bert.
Menurut Bert, lebih dari 40 persen ekspor kawasan ditujukan untuk Uni Eropa, Amerika Serikat (AS) dan Jepang.
"Seiring dengan menurunnya tingkat permintaan dari luar kawasan, negara-negara Asia Timur dan Pasifik harus mulai mengurangi ketergantungannya pada ekspor, dan lebih mengandalkan permintaan domestik untuk mempertahankan laju pertumbuhan. Banyak negara yang sudah bergerak ke arah ini, tetapi masih perlu penyeimbangan lebih jauh," kata Bert.
Bert mengungkapkan sepertiga dari pendanaan proyek dan perdagangan di Asia juga berasal dari bank-bank Eropa.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama, ekonom Bank Dunia Bryce Quilin menambahkan beberapa negara masih perlu menstimulasi konsumsi rumah tangga.
"Sementara di negara-negara lain, investasi infrastruktur yang lebih besar bisa mempertahankan laju pertumbuhan, selama hal ini tidak memperburuk tekanan permintaan domestik," kata Bryce.
Bryce juga menuturkan dengan berubahnya sektor keuangan pasca krisis finansial, cara-cara baru untuk mendanai investasi infrastruktur perlu dikembangkan.
(R027)
No comments:
Post a Comment