SRC:www.antaranews.com
Seniman Butet Kartaradjasa saat konferensi pers pemutaran perdana film Soegija di Jakarta, Kamis (24/5). Film yang melibatkan 2.775 pemain, menggunakan 6 bahasa dan disutradarai oleh Garin Nugroho dan akan rilis pada 7 Juni 2012 ini mengangkat nilai kepahlawan dan semangat nasionalisme serta pemikiran pahlawan nasional yang juga uskup yakni Albertus Soegijapranata. (FOTO ANTARA/Teresia May)
Meskipun begitu, Butet mengaku perannya dalam fim tersebut merupakan hasil aktingnya yang "serius" karena sejak awal Butet sudah diingatkan sang sutradara, Garin Nugroho, untuk tidak melucu.
"Sejak awal saya sudah patuh pada skenario, tidak meluas. Itulah hasil serius saya berperan sebagai Koster," kata Butet saat jumpa pers usai 'screening' film Soegija di Jakarta, Kamis.
Berperan sebagai pembantu dari Romo Soegijapranata (Nirwan Dewanto), Butet digambarkan selalu menemani Romo dalam kegiatan sehari-hari. Pada beberapa adegan, ditampilkan dialog antara Butet dan Romo yang justru menampilkan sisi kemanusiaan lain dari Romo yang juga banyak canda.
Namun, Butet tetaplah Butet. Sebagai pemain teater yang juga komedian, ia sepertinya tidak tahan untuk tidak melakukan improvisasi. Pada satu adegan dialog dengan Romo di sebuah gereja di Yogyakarta, ia melontarkan kata "tugelan ewong" atau separuh manusia yang mampu mengocok perut penonton. Butet mengaku itu merupakan improvisasi yang spontan keluar begitu saja.
"Kalau dari dialog saya itu sebenarnya tertib, cuma saya dipancing-pancing. Ya, jadilah "tugelan ewong" itu," lontarnya.
Pada film "Soegija" yang mengisahkan tentang Romo Soegijapranata yang diangkat Vatikan menjadi Uskup pribumi pertama di Indonesia itu, merupakan bentuk kerjasama pertama Butet dengan Garin sebagai pemain.
"Film ini juga pengakuan keakraban saya dengan Garin. Ini kerjasama pertama dengan Garin sebagai pemain," ujarnya.
(M047)
No comments:
Post a Comment