SRC:www.antaranews.com
Kairo (ANTARA News) - Demo sejuta umat anti-pemerintah di Kairo, Jumat, yang semula damai berubah menjadi bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat keamanan dari militer dan kepolisian.
Demo sejuta umat itu berlangsung di dua tempat, yaitu di Bundaran Tahrir, di pusat kota Kairo dan di Maindan Abbaseia, Kairo Timur, yang berdekatan dengan kantor Kementerian Pertahanan.
Bentrokan terjadi di Maindan Abbasea. Sumber medis di RS Ain Shams di Abbasea menyebutkan satu orang tewas dan belasan orang luka-luka.
Tembakan gas air mata dan semprotan air dilancarkan untuk membubarkan massa yang umumnya pemuda dan mahasiswa.
Jamaah sejumlah masjid seperti Masjid Rabaah Adawiyah, Masjid Annur di Abbasea dan Masjid Al Fatah di Distrik Ramese seusai shalat Jumat berjalan menuju Abbases dengan spanduk dan yeyel anti-penguasa militer.
"Tumbangkan penguasa militer. Turunkan Penguasa Tantawi," tulis satu spanduk yang diusung dari Masjid Rabiah Adawiyah, di Distrik Madinat Nasr.
Pada Rabu lalu, terjadi bentrokan di Maidan Abbasea yang menewaskan sedikitnya 12 orang dan melukai lebih dari 170 orang.
Militer telah menyampaikan permintaan maaf atas korban jiwa tersebut, dan menuduh provokator yang menimbulkan bentrokan tersebut.
Ikhwanul Muslimin, kekuatan politik utama Mesir, mendesak kabinet pimpinan Perdana Menteri Kamal Ganzouri mengunrkan diri.
Parlemen Mesir bulan telah menetapkan mosi tidak percaya terhadap kabinet Ganouri, namun ditolak atas dukungan Ketua Dewan Tertinggi Militer (SCAF) yang berkuasa, Marsekal Hussein Tantawi.
SCAF telah berjanji akan menyerahkan kekuasaan pada 30 Juni kepada presiden hasil pemilu presiden yang akan digelar pada 23 dan 24 Mei nanti.
Namun kubu anti-pemerintah meragukan janji militer tersebut.
(M043)
No comments:
Post a Comment