SRC:www.antaranews.com
Mantan Wapres Jusuf Kalla menunjukan zona waktu Indonesia ketika berlangsungnya jumpa pers di Jakarta, Selasa (29/5). (ANTARA/Saptono)
Ini bisa menimbulkan kekacauan, tidak ada alasan objektifnya untuk menyatukan zona waktu di Indonesia
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan penyatuan zona waktu di Indonesia adalah langkah yang keliru dan akan mengorbankan 200 juta jiwa masyarakat Indonesia.
Menurut Kalla, di Jakarta, Selasa, penyatuan zona waktu di Indonesia menjadi GMT + 8 (Waktu Indonesia bagian Tengah) yang diwacanakan pemerintah tersebut, akan membuat penduduk di Indonesia bagian timur dan barat mengubah pola hidupnya secara drastis.
Kalla mengatakan zona waktu itu menyesuaikan keseimbangan alam. Berdasarkan letak geografis Indonesia, dengan rentang panjang wilayah mencapai sekitar 5.000 kilometer, maka sangat tidak logis untuk menyatukan zona waktu.
"Di seluruh dunia, tidak ada negara dengan rentang panjangnya 5.000 km memiliki satu zona waktu, kecuali hanya China, itu pun karena keputusan partai komunis China pada 1949 untuk mengontrol kekuasannya, jadi alasan politik kekuasaan," katanya.
Ia mencontohkan Amerika Serikat yang memiliki hingga sembilan zona waktu dan enam diantaranya berada di wilayah daratan termasuk Alaska. Begitu pula dengan Australia yang memiliki tiga zona waktu.
Selain itu, katanya, tidak benar bahwa penyatuan zona waktu itu akan membuat suatu negara lebih produktif.
"Apakah AS tidak produktif, Australia tidak produktif ?, produktifitas itu tidak ada hubungannya dengan zona waktu, itu ngawur," katanya.
(M041)
No comments:
Post a Comment