SRC:www.antaranews.com
Ilustrasi (ANTARA News/Lukisatrio)
Pemimpin Utama di Parlemen Ghana Cletus Avoka dan tokoh Partai Konvensi Rakyat Abu Sakara berada di pesawat naas itu, dengan nomor penerbangan 9G AAB, milik Antrak Air Ghana, satu perusahaan penerbangan swasta.
Pesawat tersebut dijadwalkan terbang ke ibu kota nasional Ghana, Accra, dari ibu kota regional di bagian utaranya, Tamale.
Seorang saksi mata memberitahu Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Rabu-- di bandar udara sekitar pukul 07.15 GMT (14.15 WIB), ketika pesawat itu bersiap lepas landas, para pejabat perusahaan penerbangan mendeteksi asap keluar dari sayap kanannya.
Pilot kemudian dipaksa mematikan mesin dan, setelah pemeriksaan, memutuskan untuk membatalkan pesawat.
Seorang penumpang yang tak ingin disebutkan jatidirinya mengatakan penumpang diselimuti ketakutan ketika peristiwa tersebut terjadi.
Ia menyatakan para penumpang mulai mencium bau sangit bahan plastik ketika pesawat itu bersiap lepas landas. Awak kabin menyarankan semua penumpang keluar pesawat.
Ketika berbicara kepada wartawan, Avoka mengatakan ia tak terlalu takut sebab pesawat tersebut belum mengudara. Ditambahkannya, situasi itu menciptakan ketidak-tenangan di kalangan penumpang lain yang melihat ekspresi wajah mereka.
Menurut politikus lain, ia memilih naik pesawat Antrak agar ia bisa sampai di Accra tepat pada waktunya untuk menghadiri sidang parlemen.
Ia menyampaikan keprihatinan mengenai keselamatan dan budaya pemeliharaan buruk di negerinya.
"Sekalipun saya bukan orang teknik yang bisa mendiagnosis tantangan teknis, pendapat saya ialah jika kita mematuhi standard pemeliharaan, banyak peristiwa semacam ini dapat dihindari," katanya.
Hampir semua penumpang pesawat Antrak Air kemudian memperoleh tiket untuk naik pesawat Starbow, perusahaan lain penerbangan lokal.
(C003/A011)
No comments:
Post a Comment