SRC:www.antaranews.com
Jurnalis Perancis Romeo Langlois dalam foto handout yang disebarkan ke media oleh stasiun televis Perancis France 24, di Paris, Perancis, Minggu (29/4). Langlois, yang sedang meliput bersama pasukan keamanan Kolombia dalam melacak pemberontak yang didanai oleh bisnis narkoba, hilang Sabtu lalu setelah terjadi kontak senjata dengan Pasukan Bersenjata Revolusi Kolombia yang menewaskan tiga tentara dan seorang polisi, kata Kementerian Pertahanan. (FOTO ANTARA/REUTERS/France 24 Television/Handout)
Menteri Pertahanan Juan Carlos Pinzon mengatakan kepada wartawan di Florencia, ibu kota Provinsi Caqueta bahwa wartawan kawakan Romeo Langlois --yang menyertai tentara-- "terkena peluru di lengan kirinya" selama baku-tembak kecil di Caqueta.
Prajurit Angkatan Darat Kolombia yang melancarkan operasi kontranarkotika, yang menghancurkan lima laboratorium pemrosesan kokain, terlibat baku-tembak dengan anggota Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC), kata Pinzon.
"Di tengah ketegangan dan tekanan, yang mereka alami, (Langlois) memutuskan untuk membuka helmnya dan jaket antipelurunya untuk memperlihatkan ia adalah warga sipil saat ia bergerak menuju daerah tersebut dari tempat gerilyawan melepaskan tembakan," kata Pinzon, yang mengutip keterangan tentara.
Ia menambahkan itu lah yang mereka ketahui sejauh ini mengenai peristiwa tersebut, yang terjadi Sabtu (28/4) di satu daerah yang dikenal dengan nama La Montanita di Caqueta, tempat pemberontak beroperasi dan diduga memperoleh sebagian dana dari penjualan narkotika.
Menteri itu tak mengkonfirmasi apakah wartawan tersebut telah diculik oleh FARC, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi. "Kami tidak tahu secara pasti pada saat ini apa saja yang terjadi pada wartawan itu," katanya.
langlois, koresponden perang dengan pengalaman sedikitnya 12 tahun meliput negara bermasalah Amerika Selatan tersebut, menjadi wartawan lepas buat saluran televisi berita Prancis, France 24, dan surat kabar Le Figaro.
Menteri itu menyeru kelompok pemberontak tersebut agar menjadi keselamatan dan jiwa Langlois, kalau mereka menawan dia.
Sementara itu Menteri Luar Negeri Prancis Alain Juppe memberitahu media Prancis, Ahad (29/4), wartawan tersebut berada di tangan pemberontak Kolombia.
Langlois (35) "diculik" dan "disandera", kata Juppe. Ditambahkannya, kementeriannya akan menjadi penengah dengan pemerintah Kolombia.
Penculikan wartawan tersebut adalah peristiwa pertama dalam beberapa tahun di Kolombia.
Enam anggota pasukan keamanan yang cedera selama pertempuran dengan FARC dibawa ke Florencia untuk dirawat.
Empat personel keamanan tewas selama baku-tembak itu, termasuk seorang sersan, dua prajurit Angkatan Darat dan seorang perwira polisi, kata Pinzon, yang menyatakan satu gerilyawan dikonfirmasi tewas.
"Sedikitnya tujuh (orang lagi) diperkirakan telah tewas", kendati militer tak bisa memastikan sebab gerilyawan membawa pergi mayat anggotanya yang tewas dalam baku-tembak, ia menambahkan.
(C003/A011)Â
No comments:
Post a Comment