SRC:www.antaranews.com
Seorang pekerja mengisi biji kako kedalam karung di komplek pengepalan kakao di Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (10/5). (ANTARA/Muhamad Nasrun)
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan menetapkan tarif bea keluar kspor biji kakao untuk pengiriman Juli 2012 sebesar lima persen, sama dengan bulan-bulan sebelumnya.
Menurut Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh di Jakarta Senin, penetapan besaran bea keluar tersebut mengacu pada harga referensi biji kakao bulan Juli 2012 sebesar 2.166,92 dolar AS per ton.
Sementara harga patokan ekspor biji kakao untuk Juli 2012, menurut Deddy, ditetapkan sebesar 1.888 dolar AS, lebih rendah dari harga patokan ekspor komoditas itu pada bulan sebelumnya yang sebesar 2.006 dolar AS per ton.
Indonesia sampai sekarang masih tercatat sebagai produsen biji kakao terbesar ke tiga dunia setelah Pantai Gading dan Ghana.
Asosiasi Kakao Indonesia (Askindo) sebelumnya memperkirakan produksi biji kakao Indonesia selama 2012 bisa mencapai sekitar 500.000 ton atau 50.000 ton lebih banyak dari tahun sebelumnya.
Pemerintah menetapkan bea keluar dalam ekspor biji kakao untuk menjamin pasokan kebutuhan bahan baku industri pengolahan kakao dan mendorong pertumbuhan industri hilir kakao dalam negeri.
(M035)
No comments:
Post a Comment