SRC:www.antaranews.com
Jakarta (ANTARA News) - Chossy Latu, perancang busana yang dikenal sebagai pejuang perubahan paradigm seni tekstil tenun Indonesia, berhasil menembus panggung peragaan mode elit Eropa dengan karya-karyanya berbahan dasar modifikasi tenun tradisional berbagai daerah.
"Saya bersyukur akhirnya bisa membawa tenun kita ke tempat elit itu dan memperagakannya di sana," kata Latu, dalam perbincangan di kediamannya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Sabtu (2/6).
Ditemani dua rekannya, Dhanny dan Pingkan, dua aktivis Cita Tenun Indonesia (CTI), Chossy mengatakan rasa syukurnya didasarkan pada fakta betapa sulit perancang busana dari manapun bisa memperagakan karya-karyanya di lokasi sangat bergengsi, Museum Quarteir, Wina. Peragaan busana tenun ikat adikarya Latu memang telah lewat. Namun dia tuturkan, hadirin di Museum Quateir, Wina, pada Rabu itu (16/5), sangat terpesona akan kekayaan rancangan yang bisa dilahirkan dari motif, teknik, dan tekstur tenun ikat nasional. Latu juga anggota Ikatan Perancang Mode Indonesia (IPMI) dan mitra kerja perkumpulan Cita Tenun Indonesia (CTI), perkumpulan yang melestarikan, mengembangkan dan mensosialisasikan kain tenun Indonesia di tanah air dan dunia internasional. Ia mengembangkan bakatnya pada bidang merancang pakaian dengan memperdalamnya di London College of Fashion, Inggis pada 1976-1978. Sepulang dari London pada 1979, ia mengikuti Lomba Perancang Mode Indonesia pertama dan berhasil keluar sebagai salah satu pemenang. Pada 1982 - 2000, Chossy menjadi perancang busana eksklusif untuk batik Iwan Tirta. Ia juga mempresentasikan keahliannya dalam mendesain seragam instansi pemerintah, perbankan, perhotelan dan perusahaan penerbangan serta berbagai costume pagelaran kesenian dan busana kebutuhan periklanan. Terlalu banyak sentra produksi tenun di Tanah Air, sebut saja mulai dari Aceh, Sumatera Utara, Riau, Padang, Jambi, Palembang, Lampung, Sambas (Kalimantan), Badui (Banten), Garut, Jepara, Yogyakarta, Bali Sumbawa, Lombok, NTT, Sulawesi Tenggara, Manado, hingga Ternate.
No comments:
Post a Comment