SRC:www.antaranews.com
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian meminta perbaikan sistem mengenai harga dan pasokan gas untuk sektor industri, karena masalah energi merupakan salah satu pertimbangan investor berinvestasi di Indonesia.
"Aturan main untuk harga dan suplai gas harus ditegaskan dan tidak merugikan sektor industri. Langkah Perusahaan Gas Negara (PGN) untuk fokus pada penambahan infrastruktur sudah baik, namun sistem yang ada harus diperbaiki," kata Direktur Jenderal (Dirjen) Basis Industri Manufaktur Kemenperin, Panggah Susanto.
Panggah menuturkan, yang harus dipertimbangkan pemerintah adalah keberadaan PGN sebagai distributor.
"Pemerintah harus menyadari apakah PGN satu-satunya penyalur gas atau open akses karena terkait penentuan harga. Jangan seperti kemarin, begitu harga di sektor hulu naik, langsung ditransfer dengan menaikkan harga ke sektor hilir," paparnya.
Sedangkan Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Minyak dan Gas Bumi (BPMIGAS) Gde Pradnyana mengatakan karakter pemenuhan permintaan gas tidak seperti minyak.
"Jika industri butuh pasokan gas dalam jumlah yang banyak baru lima tahun lagi dapat dikirim. Selama ini, pola pikir yang ada terbiasa pola minyak, padahal gas tidak seperti minyak," katanya.
Gde menyebutkan bahwa butuh waktu lama untuk memasok gas sesuai dengan permintaan pelanggan.
"BPMIGAS harus merencanakan suplai gas dalam waktu yang lama. Hal ini terkait dengan usia sumur gas dan belum adanya penambahan sumber gas baru di dalam negeri," ungkapnya.
(IAZ/SSB/S004)
No comments:
Post a Comment