SRC:www.antaranews.com
Mesuji, Lampung (ANTARA News) - Aparat kepolisian diminta segera mengambil tindakan tegas usai kejadian amuk massa di kawasan Register 45 Mesuji yang dinilainya sudah kelewatan, apalagi telah berani menyerang aparat TNI AD.
Permintaan itu dinyatakan Bupati Mesuji, Khamamik, di Mesuji, Senin, yang sekaligus mengaku khawatir apabila kepolisian tidak cepat bertindak, aksi premanisme akan semakin merajalela di Mesuji.
"Polisi harus tegas, semua perbuatan melanggar hukum jangan didiamkan saja," tandasnya.
Dikatakannya, aksi brutal para perambah ini sudah keterlaluan, karena dilakukan tanpa pandang buluh, apalagi menyerang aparat TNI.
"Saya sudah menghubungi Danramil Simpang Pematang agar melaporkan aksi perusakan ini kepada polisi," ujarnya.
Sedangkan Komandan Koramil Simpang Pematang, Kapten Susmanto belum bisa dikonfirmasi terkait aksi amuk massa yang menimpa salah satu anggota TNI AD saat tengah bertugas di wilayah kerjanya.
Namun berdasarkan informasi yang dihimpun, belum ada laporan resmi dari korban amuk massa tersebut kepada pihak kepolisian setempat.
Selain merusak mobil Sertu Supri, ratusan orang yang merupakan Satgas perambah di Register 45 juga mencoba memukuli sejumlah wartawan saat meliput di sana.
Ketika kejadian, Kontributor TVRI Lampung, Johan Argena Putra mengaku dipukul oleh sejumlah anggota Satgas yang tidak senang diambil gambarnya oleh wartawan.
Johan melaporkan peristiwa pemukulan ini ke Mapolres Tulangbawang. "Saya sempat dipukul oleh satgas, namun bisa mengelak dan bersembunyi di dalam markas Koramil," tuturnya.
Disebutkannya pula, mereka sangat brutal dan sempat mengepung serta memasuki markas Koramil Simpang Pematang untuk mencari dirinya.
"Beruntung, tempat persembunyian saya di salah satu ruangan itu tidak berhasil diketahui perambah, sehingga saya bisa selamat. Saya dan Mustaqim, `stringer` Indosiar telah melapor ke Mapolres Tulangbawang," ujarnya.
Sementara itu, Reporter RRI Bandarlampung, Agus R mengaku, `handycam` yang digunakannya untuk meliput kejadian itu dirusak perambah.
Ia juga nyaris dipukuli jika tidak segera melarikan diri.
Agus mengatakan, telah melaporkan peristiwa pemukulan dan perusakan kamera miliknya ke Mapolsek Simpang Pematang.
"Kamera saya dirusak satgas, saat ini kondisinya mati total tidak bisa digunakan. Saya juga nyaris dipukuli mereka," katanya.
Beruntung, menurutnya, ia berhasil melarikan diri berlindung di Mapolsek Simpang Pematang yang berjarak 200 meter dari tempat peristiwa itu.
Suasana usai aksi perusakan mobil anggota TNI di Simpang Pematang, Mesuji, Lampung, kini dilaporkan berangsur-angsur kondusif.
Mobil yang menjadi korban amuk massa Satgas perambah Register 45 masih diamankan di halaman markas Koramil Simpang Pematang tanpa penjagaan khusus.
Anggota TNI AD yang berjaga hanya menjalankan tugas piket biasa. "Tidak ada penjagaan khusus di Koramil. Seperti yang bapak lihat, anggota bertugas piket seperti biasa," ujar salah satu warga Simpang Pematang.
Sejumlah warga setempat mencemaskan, apabila aparat penegak hukum di Mesuji tidak berani mengambil tindakan tegas, dan kondisi ini dibiarkan berlarut-larut, perambah yang menduduki Register 45 akan semakin banyak, serta berpotensi menyebabkan terjadi hukum rimba.
(DA*A054*B014/M036)
No comments:
Post a Comment