SRC:www.antaranews.com
Paris (ANTARA News) - Rusia tidak akan menghadiri pertemuan Sahabat Suriah di Paris Jumat yang bertujuan untuk mengkoordinasikan upaya Barat dan Arab untuk menghentikan kekerasan di negara itu, kata Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius.
"Rusia diundang. Tetapi mereka diketahui tidak ingin berpartisipasi, namun ini tidak mengejutkan," katanya kepada wartawan AFP.
Rusia, sekutu tradisional Suriah, dan China tidak hadir dalam pertemuan kelompok itu sebelumnya.
Pertemuan Paris akan menjadi pertemuan ketiga setelah satu di Tunis pada Februari dan satu lagi pada April di Istanbul, yang menyerukan tindakan lebih keras terhadap rezim Bashar al-Assad.
Amerika Serikat, Prancis, Inggris, Jerman, dan Arab Saudi serta Qatar memimpin anggota Sahabat, yang lebih dari 60 anggota termasuk sebagian besar negara Uni Eropa dan banyak negara yang membentuk Liga Arab.
Rusia telah berada di bawah tekanan terus menerus dari Barat yang secara terbuka menyerukan Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur di tengah konflik tiada akhir yang diklaim telah menewaskan 15.000 orang, tetapi Moskow menolak pemaksakan setiap solusi di luar.
Moskow pada Selasa menuduh Barat berusaha untuk "mengubah" kesepakatan yang dicapai akhir pekan lalu di Jenewa mengenai rencana untuk transisi politik mengakhiri konflik.
Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov memuji kesepakatan itu berdasarkan proposal oleh Utusan PBB Kofi Annan sebagai "langkah penting", tetapi mengatakan bahwa ibu kota-ibu kota Barat sudah membaca lebih ke dalam pernyataan akhir dari apa yang ditulis di dalam kesepakatan.
Pernyataannya muncul setelah juru bicara Annan mengatakan kepada wartawan bahwa "pergeseran" dalam posisi Rusia dan sekutu pembicaraan diplomatik China di Jenewa tidak boleh dianggap remeh. (AK)
No comments:
Post a Comment