SRC:www.antaranews.com
Kepastian pementasan itu disampaikan I Ketut Rundeg, warga Desa Adat Bualu, kepada Bupati Badung Anak Agung Gde Agung, di Mangupra, Minggu.
Dalam kesempatan tersebut, Rundeg yang sudah beberapa tahun tinggal di Jepang itu mengatakan dalam pementasan tersebut pihaknya memboyong 10 anak asal Desa Adat Bualu.
"Mereka akan berangkat ke Jepang pada awal Juli tahun ini," katanya kepada Bupati.
Menurut dia, 10 anak tersebut sudah mampu menguasai tiga tarian pokok yang akan dipentaskan di Jepang, yakni Puspanjali, Baris, dan Sekar Jepun.
Bupati Badung menyambut baik inisiatif warganya yang tinggal lama di Jepang. "Selain sebagai ajang silaturahmi antara kami dengan lembaga di Jepang, inisiatif warga kami itu juga akan berdampak pada pariwisata di Bali, khususnya Kabupaten Badung," katanya.
Gde Agung mengemukakan bahwa Jepang merupakan salah satu pasar utama dan penyumbang terbesar kunjungan wisatawan ke Bali. Namun bencana tsunami menerjang negara itu tahun lalu memengaruhi jumlah wisatawan asal Jepang.
"Pada peringatan satu tahun tsunami bulan Maret lalu, kami menghadiri acara doa bersama di Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar dilanjutkan doa di Pura Luhur Pucak Mangu," katanya.
Kepada Rundeg, Bupati berpesan agar 10 anak yang hendak dikirimkan ke Jepang itu diperhatikan masalah kesehatannya sehingga mereka dapat tampil maksimal.
Saat bertemu Bupati, Rundeg didampingi Ketua Lembaga Internasional Festival Seni Dan Budaya Anak-Anak di Jepang, Kimura Naomi.
"Kalau bisa mereka tampilnya jangan hanya satu tempat, tetapi juga di beberapa tempat," kata Bupati berharap. (ANT)
No comments:
Post a Comment