SRC:www.antaranews.com
Ilustrasi (FOTO ANTARA News/ferly)
"`Bonus demografi` yang saya maksud itu adalah mayoritas penduduk Indonesia lebih banyak dipenuhi usia angkatan kerja," katanya pada penganugerahan beasiswa unggulan kepada 124 mahasiswa program master Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta, Sabtu.
Menurut dia, penduduk yang berada di usia angkatan kerja tersebut bisa menjadi potensi bagi Indonesia menjadi negara maju, tetapi juga bisa menjadi bumerang apabila kualitas sumber daya manusia usia produktif itu rendah. Modal untuk pembangunan adalah kualitas sumber daya manusia.
"Pada rentang waktu 2010--2025, negara ini akan dipenuhi oleh usia produktif, jika mereka adalah orang yang berpengetahuan, Indonesia akan menjadi negara maju. Itu yang saya sebut sebagai `bonus demografi`," katanya.
Ia mengatakan, kualitas sumber daya manusia menjadi kunci dan modal pembangunan Indonesia dalam 15 tahun ke depan, sehingga peningkatan akses pendidikan tinggi bagi rentang usia 19-23 dirasakan sangat penting.
"Hal itu penting karena dari 21 juta penduduk berusia 19--23 tersebut, hanya 5,4 juta orang yang bisa mengakses jenjang pendidikan tinggi. Selain itu, pemerintah juga kesulitan untuk memberikan layanan akses beasiswa pendidikan," katanya.
Bahkan, menurut dia, dari 5,4 juta mahasiswa tersebut hanya 750.000 orang yang mendapatkan beasiswa. Untuk beasiswa unggulan, pihaknya hanya bisa menyalurkan kepada 4.000 mahasiswa.
"Kami berharap para penerima beasiswa unggulan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dan pengetahuan yang lebih tinggi. Beasiswa itu diperuntukkan kepada putra-putri terbaik yang unggul dari sisi selektif dan prestasi akademik," kata Ananta.
Dekan Fakultas Geografi UGM Suratman mengatakan, jumlah beasiswa untuk lulusan geografi dari tahun ke tahun semakin meningkat. Beasiswa untuk lulusan geografi itu akan menambah jumlah pakar geografi yang saat ini jumlahnya sangat sedikit.
"Profesor geografi di Indonesia saat ini hanya 40 orang, sedangkan doktor baru 50 orang," kata Suratman.
(L.B015*H010)
No comments:
Post a Comment