SRC:www.antaranews.com
Singapura (ANTARA News) - Singapura terhindar dari resesi di kuartal pertama. Hal itu karena ekonomi selama tiga bulan pertama 2012 tumbuh secara tahunan 9,9 persen alias rebound dari penurunan dalam tiga bulan sebelumnya.
Pada saat yang sama, bank sentral Singapura mengatakan, akan mengetatkan kebijakan moneter setelah peringatan inflasi akan tumbuh lebih dari yang diperkirakan tahun ini.
Kementerian perdagangan negara itu mengatakan, kenaikan kuat 9,9 persen kuartal-ke-kuartal pada produk domestik bruto untuk Januari-Maret didorong perubahan haluan dalam industri manufaktur dan membalikkan kejatuhan 2,5 persen pada kuartal terakhir 2011.
Itu juga jauh lebih baik dari perkiraan 6,3 persen oleh ahli ekonomi dalam jajak pendapat Dow Jones Newswires .
Justin Harper, ahli strategi pasar di IG Markets Singapura, mengatakan, "Ekonomi Singapura tumbuh hampir 10 persen kuartal lalu menghindari resesi dan mengurangi kekhawatiran bahwa tidak cukup tangguh untuk menghadapi perlambatan ekonomi global."
Ketika ekonomi menyusut di kuartal Desember, analis menyoroti prospek resesi teknis --dua kuartal berturut-turut kontraksi-- karena prospek global 2012 lebih suram akibat krisis utang zona euro.
Pada basis tahun-ke-tahun, ekonomi tumbuh 1,6 persen pada kuartal pertama, kementerian perdagangan mengatakan, menambahkan bahwa sementara angka "moderat" itu tetap menunjukkan momentum sudah meningkat.
Pemerintah telah mengatakan, mereka memperkirakan ekonomi tumbuh 1,0-3,0 persen pada 2012, juga turun dari 4,9 persen yang dibukukan tahun lalu.
Angka ini terangkat oleh sektor manufaktur, pilar utama dari perekonomian yang digerakkan oleh perdagangan, yang tumbuh 14,7 persen, setelah penurunan sebesar 11,1 persen pada Oktober-Desember, kata kementerian itu.
"Perubahan arah ini didukung oleh tingkat produksi yang lebih tinggi dalam cluster elektronik dan rekayasa presisi dibandingkan dengan kuartal sebelumnya," katanya menambahkan.
Sektor konstruksi melonjak hampir 25 persen pada basis satu kuartal setelah tenggelam 2,2 persen pada periode tiga bulan sebelumnya.
Sementara itu, Otoritas Moneter Singapura (MAS) juga mengatakan Jumat, ia telah memutuskan untuk mengetatkan kebijakan moneter.
Langkah itu dilakukan karena MAS mengatakan, pihaknya telah menaikkan proyeksi inflasi untuk tahun ini menjadi 3,5-4,5 persen dari 2,5-3,5 persen sebelumnya.
Dikatakan, penurunan dari band kebijakannya untuk dolar lokal akan "sedikit meningkat".
Singapura melakukan kebijakan moneter melalui dolar lokal, bukan suku bunga karena ketergantungan yang besar perekonomian pada permintaan eksternal. (A026/A023)
No comments:
Post a Comment