SRC:www.antaranews.com
Tjandra Y Aditama (ANTARA/Ujang Zaelani)
Jakarta (ANTARA News) - Sanitasi lingkungan seringkali memburuk selama musim hujan, terutama jika terjadi banjir sehingga masyarakat diharapkan untuk dapat mewaspadai beberapa jenis penyakit yang kerap muncul paska musim hujan.
Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kementerian Kesehatan, Tjandra Y Aditama, di Jakarta, Selasa, menyebut ada enam penyakit yang harus diwaspadai yaitu diare, demam berdarah, leptospirosis, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), penyakit kulit, dan penyakit saluran cerna lain, misalnya demam tifoid.
"Selain itu juga harus diwaspadai musim hujan akan menyebabkan memburuknya penyakit kronik yang mungkin memang sudah diderita, yang terjadi karena penurunan daya tahan tubuh akibat musim hujan apalagi bila banjir berhari-hari," ujar Tjandra.
Sementara itu, penyakit diare menjadi prioritas untuk diwaspadai selama musim hujan atau paska musim hujan karena penyakit ini sangat mudah menular terutama melalui air minum.
"Penyakit diare sangat erat kaitannya dengan kebersihan inpidu. Pada saat banjir, sumber-sumber air minum khususnya dari sumur dangkal akan banyak ikut tercemar. Masyarakat diingatkan untuk melakukan antisipasi dengan memperhatikan kebersihan," papar Tjandra.
Penyakit lain yang sering mewabah paska musim hujan adalah demam berdarah yang disebabkan adanya peningkatan genangan tempat perindukan nyamuk aedes aegypti yang menularkan demam berdarah selama musim hujan.
Nyamuk Aedes aegypti akan bersarang di genangan air yang sering muncul di sampah seperti kaleng bekas, ban bekas atau wadah lainnya, sehingga dengan meningkatnya populasi nyamuk sebagai vektor penular penyakit maka resiko penularan juga akan meningkat.
Partisipasi aktif masyarakat melalui gerakan 3 M yaitu mengubur kaleng-kaleng bekas, menguras tempat penampungan air secara teratur dan menutup tempat penyimpanan air.
Penyakit lain yang tidak kalah bahayanya adalah penyakit leptospirosis yang disebabkan bakteri yang disebut Leptospira sp dan termasuk salah satu penyakit zoonosis atau ditularkan melalui hewan/binatang.
Di Indonesia hewan penular terutama adalah tikus melalui kotoran dan air kencingnya dan kondisi itu semakin parah pada musim hujan terutama saat terjadi banjir, dimana tikus-tikus yang tinggal di liang-liang tanah akan ikut keluar menyelamatkan diri.
Tikus akan berkeliaran disekitar manusia dimana kotoran dan air kencingnya akan bercampur dengan air banjir dan dapat menular ke manusia yang memiliki luka terbuka di bagian tubuhnya kemudian bermain/terendam air banjir yang sudah tercampur dengan kotoran/kencing tikus yang mengandung bakteri lepstopira tersebut.
Dalam kasus parah, leptospirosis akan ditandai dengan demam, perdarahan, pembesaran hati dan limpa serta gejala gangguan fungsi ginjal.
(A043)
No comments:
Post a Comment