SRC:www.antaranews.com
Tim SAR Sukhoi Personel TNI AD mencari lokasi jatuhnya pesawat Sukhoi Super Jet 100 dengan menyisir kawasan Gunung Salak, Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (10/5).(FOTO ANTARA/Dhoni Setiawan)
Bogor (ANTARA News) - Komandan Korem 061/Suryakancana Kolonel (Inf) AM Putranto mengapresiasi keberanian Tim SAR dan relawan Indonesia dalam proses evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Saya sangat respek atas keberanian tim SAR dan relawan kita yang mempertaruhkan nyawa mereka dalam operasi kemanusiaan ini," katanya di Posko kendali operasi evakuasi di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Minggu.
Ia mengakui bahwa rute menuju lokasi evakuasi di Gunung Salak sangat berat.
Medan menuju koordinat jatuhnya pesawat cukup jauh dan sangat sulit ditempuh.
"Anggota SAR harus menelusuri hutan pegunungan di luar jalur pendakian umum yang dilewati para pendaki selama enam hingga tujuh jam," katanya.
Sesampainya di puncak Salak I, katanya, tim harus turun ke lembah di antara puncak Salak I dan II.
"Tim harus bergelantungan seperti `spiderman` saat menuruni lembah yang kemiringan tebingnya 85 derajat dan kedalaman 500 meter," katanya.
Selain rute, tim juga harus menghadapi cuaca yang kurang menentu. Medan yang masih awam, sehingga dibutuhkan keberanian dan jiwa kemanusiaan yang tinggi para relawan untuk mengevakuasi korban.
"Mari kita berdoa bersama-sama agar tim SAR diberikan kemudahan dalam menjalankan tugas mereka. Dan jenazah para korban dapat segera ditemukan," katanya.
Memasuki hari keempat pencarian sepanjang Sabtu, kata dia, sebanyak 586 personel sudah di atas Gunung Salak.
Tim bergerak secara berotasi. Kelompok yang sudah di atas, diinstruksikan turun bila tidak sanggup melanjutkan evakuasi. Selanjutnya, tim akan digantikan oleh tim lainnya yang masih disiagakan di posko.
Ading, salah satu relawan Aksi Cepat Tanggap (ACT) yang ikut bergabung dalam tim Charly (C) mengakui perjalanan menuju lokasi sangat membahayakan bagi para relawan.
"Saat saya menuruni tebing dengan bergantung pada akar, di sana saya berfikir ini antara hidup dan mati. Tapi saya yakin, ini demi kemanusiaan dan saya percayakan pada Allah SWT," katanya.
Ading berangkat bersama temannya dari ACT bergabung dengan tim Charly pada Jumat (11/5). Mereka berhasil mencapai lembah dan mendaki ke puncak Salak II.
(L.KR-LR*A035)
No comments:
Post a Comment