SRC:www.antaranews.com
Buah kakao (Theobroma cacao) (ANTARA/Seno S.)
Produksi kakao kita nomor tiga di dunia, tapi kita masih mengekspornya mentah-mentah tanpa mengolahnya lebih dulu...Makassar (ANTARA News) - Kementerian Riset dan Teknologi bersama Wakil Gubernur Sulawesi Selatan mencanangkan Pusat Riset dan Pengembangan Rumput Laut dan Kakao.
"Indonesia kaya sekali. Produksi kakao kita nomor tiga di dunia, tapi kita masih mengekspornya mentah-mentah tanpa mengolahnya lebih dulu, juga rumput laut," kata Menteri Ristek Gusti Muhammad Hatta pada Rapat Koordinasi SDM dan Iptek Koridor Sulawesi antara Kemristek, para pejabat badan litbang di Sulawesi dan peneliti Universitas Hasanuddin di Makassar, Jumat.
Menteri mengatakan, Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada pertanian dan industri yang mengeksploitasi hasil alam, sedangkan industri yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah produk masih terbatas.
Padahal ketersediaan sumberdaya alam tidak tanpa batas, sementara kebutuhan pembiayaan untuk pelaksanaan pembangunan terus meningkat.
"Jika sumber daya alam sudah habis, ekonomi kita akan bertumpu pada impor. Defisit sumber daya alam ini dapat menimbulkan permasalahan besar," katanya.
Ia menyesalkan, eksploitasi sumberdaya alam masih terus berlangsung baik kekayaan hutan yang kayunya diekspor tanpa diolah, batubara yang diekspor mentah-mentah, termasuk aluminium.
"Padahal aluminium yang kalau diekspor mentah hanya menghasilkan sekali, kalau diolah dulu sebelum diekspor nilai tambahnya jadi delapan kali dan kalau diolah lebih panjang lagi bisa 30 kali lipat," katanya.
Jadi, ujarnya, harus segera ada upaya meningkatkan SDM dan Iptek untuk menghasilkan nilai tambah dari kekayaan alam yang ada dan membuat kita tak selalu tergantung pada alam.
(D009)
No comments:
Post a Comment