SRC:www.antaranews.com
Mohammad Jumhur Hidayat. (FOTO ANTARA/Ujang Zaelani)
Mendikotomikan pemimpin tua dan muda sama sekali tidak produktif,
Yogyakarta (ANTARA News) - Tokoh muda Moh Jumhur Hidayat menyerukan kepada semua pihak jangan mendikotomikan pemimpin tua dan muda dalam memimpin bangsa ini.
"Mendikotomikan pemimpin tua dan muda sama sekali tidak produktif," kata Jumhur saat berbicara pada Konferensi Tingkat Tinggi Mahasiswa Indonesia 2012 bertema "Mengawal Keindonesiaan Kita" di Kabupaten Sleman, Yogyakarta, Rabu malam.
Menurut Jumhur antara kaum tua dan muda tidak bisa dipertentangkan atau "vis a vis" satu sama lain dalam kesempatan memimpin bangsa ini.
"Yang perlu dipertentangkan apakah figur itu konservatif atau progresif, prorakyat atau antirakyat, proasing atau menjunjung nasionalisme," kata Jumhur yang juga Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI).
Ia menyebutkan banyak pemimpin tua yang memiliki pemikiran dan pengalaman yang progresif dan mengabdi pada kesejahteraan tetapi tidak sedikit pula yang orang muda yang sangat konservatif, kapitalis, dan proasing.
"Umur kronologis tak selalu seiring dengan umur biologis. Ada orang yang berusia di atas 70-an tahun tetapi memiliki semangat muda dan mengabdi pada bangsa dan negara secara baik," katanya.
Jumhur menambahkan bahwa pemimpin yang tergolong tua telah memberi kesempatan kepada generasi muda untuk tampil.
Ia menyebutkan pada era pemerintahan Abdurrahman Wahid paling tidak terdapat Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar.
Kemudian pada era Presiden Megawati terdapat tokoh muda yang tampil seperi Puan Maharani, Budiman Sujatmiko, dan Rieke Dyah Pitaloka.
Jumhur mencontohkan dirinya sebagai salah satu contoh orang muda yang dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemban tugas negara.
"Saya ditunjuk menjadi Kepala BNP2TKI saat berusia 38 tahun," kata Jumhur yang lahir di Bandung 18 Februari 1968.
Wiranto yang memimpin Partai Hanura juga memberi kesempatan kepada tokoh muda seperti Yuddy Chrisnandi untuk menjadi salah satu ketua, demikian pula Prabowo Subianto di Partai Gerindra menampilkan tokoh muda Ahmad Muzani sebagai Sekjen Gerindra dan anggota DPR.
"Tinggal bagaimana memanfaatkan kesempatan itu, melatih diri untuk mengambil alih kepemimpinan dengan baik," katanya.
Ia menyatakan ada sementara kalangan yang saat ini mendikotomikan pemimpin tua dan muda.
"Pasti mereka memiliki agenda tetapi saya tidak mau menyebut siapa mereka dan apa agendanya," katanya.
Jumhur tidak mempermasalahkan pemimpin bangsa ini berasal dari kalangan tua atau muda.
"Yang terpenting adalah bagaimana komitmen dia untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat," katanya.
Ia menegaskan pemimpin yang baik adalah yang bisa mendidik rakyat dengan mengarahkan pada kemajuan bangsa.
"Pemimpin yang baik itu bukan semata-mata melayani kehendak rakyat. Kehendak rakyat itu sangat banyak dan ada yang aneh-aneh," katanya.
(B009/R010)
No comments:
Post a Comment