SRC:www.antaranews.com
Makhachkala, Rusia (ANTARA News) - Sejumlah pembom bunuh diri menewaskan 12 orang dan mencederai 110 orang lainnya dalam serangan-serangan pada satu pos polisi di pinggiran ibu kota Dagestan Rusia, kata para penyelidik lokal, Jumat. Serangan-serangan dekat Makhachkala Kamis malam adalah yang paling banyak menelan korban jiwa dalam beberapa bulan belakangan ini. Aksi itu merusak usaha-usaha pasukan keamanan Rusia untuk mengatasi satu pemberontakan kelompok garis keras Islam di Kaukasus Utara dekat Sochi. Sochi akan dijadikan Rusia sebagai tempat Olimpiade Musim Dingin tahun 2014.
Lebih dari satu dasa warsa setelah pasukan federal menumpas satu pemerintah Islam di Chechnya, juga di Kaukasus Utara, pasukan keamanan memerangi gerilyawan yag marah akibat kemiskinan, pertentangan suku dan korupsi yang merajalela.
Pembom bunuh diri pertama meledakan sebuah bom ketika polisi menghentikan satu kendaraan untuk memeriksa dokumen, kata satu pernyataan Komite Antiteroris Nasional.
Ledakan kedua terjadi ketika brigade-brigade pemadam kebakaran dan ambulan-ambulan tiba, yang menambah jumlah korban.
Para pejabat lokal mengatakan selain 12 orang tewas akibat ledakam itu, 90 orang dibawa ke rumah sakit dan 20 orang dirawat di lokasi itu.
"Bagian-bagian dari tubuh manusia berserakan di pos itu," kata kator berita Rusia Interfax mengutip pernyataan pejabat penegak hukum.
Para penyelidik lokal mengatakan mereka menemukam mayat seorang pria dan seorang wanita yang diperkirakan adalah para pembom bunuh diri itu.
Ledakan-ledakan Kamis itu terdengar penduduk di tengah ibu kota provinsi itu Makhachkala.
Serangan-serangan terjadi hanya tiga hari sebelum Vladimir Putin, yang mengirim pasukan 12 tahun lalu untuk menumpas pemberontakan di Chechnya, menurut rencana akan dilantik sebagai presiden.
Laman tidak resmi Islam mengatakan pos polisi hampir hancur seluruhnya. Satu pipa gas terdekat juga hancur akibat serangan itu, kata kantor berita RIA.
Dagestan menghadapi hampir setiap hari serangan senjata api dan bom yang dituduh dilakukan gerilyawan Islam. Provinsi itu menjadi pusat aksi kekerasan dalam pemberontakan tingkat rendah di seluruh wilayah Kaukasus Utara yang berpenduduk mayoritas Islam setelah dua perang separatis di Chechnya.
Kelompok gerilyawan itu ingin mendirikan satu negara Islam di wilayah itu dan mengatakan mereka berada di belakang serangan bom bunuh diri di bandara Domodedovo Moskow yang menewaskan 37 orang Januari 2011 dan dua ledakan bom yang menewaskan 40 orang di stasiun kereta api bawah tanah Moskow tahun 2010.
Para pemimpin Rusia menyatakan khawatir bahwa gerilyawan akan berusaha melancarkan serangan-serangan di kota-kota besar Rusia untuk mengganggu pemilihan parlemen Desembar lalu dan pemilihan presiden Maret, tetapi tidak ada serangan-serangan seperti itu dilaporkan, demikian Reuters melaporkan.
(SYS/H-RN/M016)
No comments:
Post a Comment