SRC:www.antaranews.com
Ilustrasi (ANTARA News/Lukisatrio)
Memang `Social Media` bisa sebagai penyeimbang berita yang disuguhkan berbagai media massa di Indonesia. Namun, kadang informasi yang dituangkan seseorang di dunia maya bisa mempengaruhi citra masyarakat terhadap BUMN,"
Surabaya (ANTARA News) - Keberadaan "Social Media" menjadi pekerjaan berat bagi humas Badan Usaha Milik Negara karena mereka wajib mengawasi beragam informasi dan berita yang beredar di jejaring sosial setiap saat.
"Memang `Social Media` bisa sebagai penyeimbang berita yang disuguhkan berbagai media massa di Indonesia. Namun, kadang informasi yang dituangkan seseorang di dunia maya bisa mempengaruhi citra masyarakat terhadap BUMN," kata Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), M Harun, ditemui dalam suatu acara di Surabaya, Jumat malam.
Dalam perhelatan yang diadakan satu rangkaian dengan Forum Humas BUMN, Harun menjelaskan, kini "Social Media" adalah tantangan bagi humas BUMN.
"Kalau dulu humas BUMN hanya bertugas mengawasi dan mengawal berita yang beredar di media massa tapi sekarang ditambah dengan `Social Media`," ujarnya.
Ia mencontohkan, selama ini kinerja humas di Pertamina memiliki target "Key Performance Indicators/KPI" 95 persen berita tentang perusahaannya harus netral.
"Berita yang dimaksud adalah terpublikasi di media massa seperti koran, televisi, dan online," katanya.
Dengan kian bertambahnya pengguna "Social Media", baik "Facebook" maupun "Twitter" maka seorang humas BUMN harus melek "Social Media".
"Minimal humas BUMN memiliki akun di jejaring sosial dan tahu cara menggunakannya untuk lebih dekat dengan publik," katanya.
Melihat besarnya pengaruh "Social Media", perlu adanya forum khusus yang menjadi penyeimbang serangan publik di "Social Media". Dengan langkah tersebut maka humas BUMN di Indonesia tidak menghadapi permasalahan dari "Social Media" secara masing-masing melainkan memiliki kekuatan yang besar.
"Sebagai humas terutama di BUMN, kami harus hati-hati dalam bersikap. Jangan berpikir apa yang dilakukan seorang humas selama ini tidak disorot media atau publik di tiap media sosialnya," katanya.
Menyikapi hal tersebut, Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika bidang Komunikasi dan Media Massa, Henry Subiakto, membenarkan, saat ini humas BUMN di Indonesia idealnya mampu membangun relasi secara langsung dan melalui media yang didukung oleh "Information Communication Technology/ICT" termasuk "Social Media".
Oleh karena itu humas BUMN wajib sering membangun jaringan yang luas saat mereka tidak sedang membutuhkan baik dengan wartawan maupun publik, katanya.
Bahkan, harap dia, seorang humas BUMN tidak perlu takut menghadapi wartawan terutama mereka yang mempunyai akun di jejaring sosial.
"Meski selama ini wartawan merupakan orang yang sering membuat humas merasa pusing tapi anggaplah wartawan sebagai sahabat. Bantu mereka memperoleh informasi tanpa menganakemaskan media tertentu dan pahami kebutuhan mereka," katanya.
(ANT-165/S004)
No comments:
Post a Comment