SRC:www.antaranews.com
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (FOTO ANTARA)
Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta semua kementerian terkait mengantisipasi perlambatan ekspor, mengingat kondisi perekonomian global yang belum menentu sehingga tidak membawa pengaruh lebih jauh terhadap perekonomian nasional.
"Situasi dunia masih penuh ketidakpastian, belum menentu dan bayang-bayang krisis ekonomi, politik dan keamanan masih dihadapi semua bangsa," kata Presiden saat membuka sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden Jakarta, Kamis.
Menurut Yudhoyono, perekonomian dunia belum aman. Apa yang terjadi di Eropa telah berdampak pada semua negara, termasuk Indonesia yang pada triwulan pertama kinerja ekonomi, menurut BPS, menunjukkan adanya perlambatan ekspor.
Karena itu, Kepala Negara mengatakan ada sejumlah langkah yang perlu dilakukan untuk menjamin agar perekonomian nasional tidak terlalu terpengaruh.
"Dengan menurunnya ekspor maka saya meminta Menteri Perdagangan dan terkait untuk lakukan kerja ekstra, kita jaga batas dalam yang bisa kita jaga. Ekspor menurun, agar pertumbuhan terjaga kita punya sasaran 6,5 persen, yang ada ditangan kita ada goverment spending, jangan terlambat," tegasnya.
Presiden mengatakan bila investasi dalam negeri dan luar negeri dapat terus dikembangkan maka bisa menutupi perlambatan ekspor akibat situasi ekonomi global yang belum kunjung pulih dari krisis.
(P008*F008)
No comments:
Post a Comment